Assalamualaikum, nama saya Muhammad Hidayat,
teman-teman memanggil saya Dayat, saya Juventini dari Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Saya lahir di Banjar pada tanggal 29 Maret. Saya menyelesaikan
pendidikan saya di Universitas Negeri Lambung Mangkurat Banjarmasin, S1 jurusan
Pendidikan Sejarah FKIP Unlam. Hobi saya sudah tentu Sepak Bola dan futsal.
Saat ini saya bergabung dalam komunitas Juventini Chapter Banjarmasin. Saya
menjadi Juventini sejak tahun 1997, puncaknya saat Juventus bertemu dengan Real
Madrid di final Liga Champions. Walapun saat itu Juventus kalah 0-1 dari Real
Madrid di partai puncak final Liga Champions, namun sejak saat itu juga saya
mulai mencintai Juventus sampai dengan detik ini. Moment yang paling istimewa
buat saya adalah saat dimana Juventus meraih scudetto, dengan menyalip Inter
Milan di giornata terakhir, 5 Maggio 2002. Disitu saya bisa melihat kekuatan
Juventus yang sesungguhnya, Lo Spirito Juventus.
Pemain idola saya di Juventus adalah Alessandro Del
Piero, alasan saya mengidolakan Del Piero karena sosok Del Piero di Juventus
tidak tergantikan, Del Piero bukan hanya hebat sebagai pemain dengan tendangan
bebasnya yang mematikan, tapi juga sosok yang rendah hati, dihormati kawan dan
disegani lawan. Kesetiaan dan pengabdian Del Piero tidak perlu diragukan lagi.
Apalagi ketika Juventus harus terdegradasi ke Serie B, Del Piero memilih untuk
tetap bertahan bersama dengan Juventus. Hal itu membuat saya semakin mengagumi
sosok seorang Del Piero. Dan musim ini bisa dibilang menjadi musim terakhir Del
Piero bersama Juventus. Hal yang sangat menyedihkan dan gembira bercampur aduk,
sedih karena akan kehilangan sosok seorang legenda yang luar biasa, gembira karena
Juventus berhasil meraih scudetto ke 30. Saya masih ingat waktu saya masih
kecil, paman saya penah kasih poster Del Piero dengan jersey Juve yang berwarna
biru. Sejak itu saya semakin mengagumi sosok Del Piero.
Semula di musim ini, saya agak ragu Juve bisa meraih
scudetto, apalagi waktu Juventus terus menerus mendapat hasil imbang melawan
klub-klub kecil. Tapi hal itulah yang membuat berani bernazar, bahwa kalo
sampai Juve bisa scudetto, saya akan pulang jalan kaki, dari tempat nonbar
sampai ke rumah saya. Jarak tempat JCI Banjar nonton bareng ke rumah saya
sekitar 10 km. Saya hanya ingin doa saya untuk Juventus meraih scudetto
dikabulkan, dan jika ditambah dengan nazar, saya yakin Allah SWT akan lebih
cepat mengabulkan doa saya, juga satu hal lagi, buat saya kemaren, hari ini,
besok, Juventus selamanya klub Sepak Bola yang terbaik.
Dan setelah menyelesaikan konvoi dan nonton bareng
teman-teman JCI Banjarmasin, saya membayar nazar saya dengan berjalan kaki dari
tempat nonbar sampai ke rumah. Saya sangat beruntung punya teman-teman yang
luar biasa, karena mereka menjaga saya sepanjang perjalanan dengan mengikuti
dari belakang naik sepeda motor. Saya berjalan kaki sambil membawa bendera
Juventus yang besar, saya tidak malu, tapi merasa sangat bangga bahwa klub
kesayangan saya berhasil meraih scudetto dengan tidak terkalahkan sama sekali
musim ini. Saya mulai start berjalan kaki tepat jam 12 malam dengan diiringi
teman-teman yang naik sepeda motor, dan saya tiba di rumah jam 1 malam. Walau
kaki terasa pegal-pegal, tapi tidak terasa melelahkan, karena saya berjalan
sambil lari-lari kecil seperti orang jogging. Pengalaman saya sering mengikuti
tapak nilas sangat membantu, sehingga saya bisa menuntaskan nazar saya dengan
berjalan kaki dari tempat nonbar sampai ke rumah, yang jaraknya sekitar 10
kilometer. Saya tidak kapok untuk bernazar lagi demi Juventus.
Ditulis oleh : Samuel Lauw, Signora1897.com
Juve biangnya Calciopoli.
BalasHapusAib Serie A.
Nyonya LICIK dari Turin.