Sabtu, 14 Juli 2012

One Fine Day : Juve Scudetto Nazar pun Terbayar

Assalamualaikum, nama saya Muhammad Hidayat, teman-teman memanggil saya Dayat, saya Juventini dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Saya lahir di Banjar pada tanggal 29 Maret. Saya menyelesaikan pendidikan saya di Universitas Negeri Lambung Mangkurat Banjarmasin, S1 jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unlam. Hobi saya sudah tentu Sepak Bola dan futsal. Saat ini saya bergabung dalam komunitas Juventini Chapter Banjarmasin. Saya menjadi Juventini sejak tahun 1997, puncaknya saat Juventus bertemu dengan Real Madrid di final Liga Champions. Walapun saat itu Juventus kalah 0-1 dari Real Madrid di partai puncak final Liga Champions, namun sejak saat itu juga saya mulai mencintai Juventus sampai dengan detik ini. Moment yang paling istimewa buat saya adalah saat dimana Juventus meraih scudetto, dengan menyalip Inter Milan di giornata terakhir, 5 Maggio 2002. Disitu saya bisa melihat kekuatan Juventus yang sesungguhnya, Lo Spirito Juventus.

Pemain idola saya di Juventus adalah Alessandro Del Piero, alasan saya mengidolakan Del Piero karena sosok Del Piero di Juventus tidak tergantikan, Del Piero bukan hanya hebat sebagai pemain dengan tendangan bebasnya yang mematikan, tapi juga sosok yang rendah hati, dihormati kawan dan disegani lawan. Kesetiaan dan pengabdian Del Piero tidak perlu diragukan lagi. Apalagi ketika Juventus harus terdegradasi ke Serie B, Del Piero memilih untuk tetap bertahan bersama dengan Juventus. Hal itu membuat saya semakin mengagumi sosok seorang Del Piero. Dan musim ini bisa dibilang menjadi musim terakhir Del Piero bersama Juventus. Hal yang sangat menyedihkan dan gembira bercampur aduk, sedih karena akan kehilangan sosok seorang legenda yang luar biasa, gembira karena Juventus berhasil meraih scudetto ke 30. Saya masih ingat waktu saya masih kecil, paman saya penah kasih poster Del Piero dengan jersey Juve yang berwarna biru. Sejak itu saya semakin mengagumi sosok Del Piero.
 
Semula di musim ini, saya agak ragu Juve bisa meraih scudetto, apalagi waktu Juventus terus menerus mendapat hasil imbang melawan klub-klub kecil. Tapi hal itulah yang membuat berani bernazar, bahwa kalo sampai Juve bisa scudetto, saya akan pulang jalan kaki, dari tempat nonbar sampai ke rumah saya. Jarak tempat JCI Banjar nonton bareng ke rumah saya sekitar 10 km. Saya hanya ingin doa saya untuk Juventus meraih scudetto dikabulkan, dan jika ditambah dengan nazar, saya yakin Allah SWT akan lebih cepat mengabulkan doa saya, juga satu hal lagi, buat saya kemaren, hari ini, besok, Juventus selamanya klub Sepak Bola yang terbaik.
Dan setelah menyelesaikan konvoi dan nonton bareng teman-teman JCI Banjarmasin, saya membayar nazar saya dengan berjalan kaki dari tempat nonbar sampai ke rumah. Saya sangat beruntung punya teman-teman yang luar biasa, karena mereka menjaga saya sepanjang perjalanan dengan mengikuti dari belakang naik sepeda motor. Saya berjalan kaki sambil membawa bendera Juventus yang besar, saya tidak malu, tapi merasa sangat bangga bahwa klub kesayangan saya berhasil meraih scudetto dengan tidak terkalahkan sama sekali musim ini. Saya mulai start berjalan kaki tepat jam 12 malam dengan diiringi teman-teman yang naik sepeda motor, dan saya tiba di rumah jam 1 malam. Walau kaki terasa pegal-pegal, tapi tidak terasa melelahkan, karena saya berjalan sambil lari-lari kecil seperti orang jogging. Pengalaman saya sering mengikuti tapak nilas sangat membantu, sehingga saya bisa menuntaskan nazar saya dengan berjalan kaki dari tempat nonbar sampai ke rumah, yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Saya tidak kapok untuk bernazar lagi demi Juventus. 
Harapan dan doa saya untuk Juventus musim depan adalah Juventus kembali merajai Eropa dan Dunia, menjadi klub yang tidak sombong dan selalu melihat kukurangan sendiri agar dapat dijadikan pelajaran demi kesuksesan Juventus. Sedikit prediksi saya untuk Juventus musim depan adalah jika Marotta bisa mendatangkan striker yang tajam seperti Cavani atau Falcao, maka kemungkinan Juventus bisa mengulang kembali prestasi musim ini. Namun dengan padatnya jadwal Juve musim depan, kemungkinan Juve akan melepas Piala Coppa Italia, dan memilih konsentrasi di Serie A dan Liga Champions. Juventus juga harus punya pelapis untuk Andrea Pirlo, memang nama Veratti disebut-sebut akan bergabung dengan Juve untuk melapis Pirlo, tapi dari sisi pengalaman Varetti masih harus belajar. Yang pasti saya akan tetap mencintai Juventus bukan hanya saat berjaya saja, namun saat terpuruk pun, saya akan tetap mendukung Juventus. Meskipun saat Juventus menelan kekalahan atau hasil imbang, banyak yang menghina atau mencaci maki, saya tetap mendukung Juve sepenuhnya.

1 komentar: