Jumat, 13 Juli 2012

Cinta Bagaikan Kontrak Pollitik

Siapa yang tidak kenal dengan yang namanya cinta, tentu semuanya mengetahui tentang perasaan cinta ini, dimana dalam cinta ini terdapat perasaan sayang, kemudian perasaan saling menjaga, atau sebagainya lah, nah menarik memang jika kita berbicara tentang cinta, sebab dari sini kita bisa menguak apa sebenarnya cinta tersebut.
Sebagai seorang lelaki saya memandang cinta sebagai perasaan sayang menyayangi dengan lawan jenis atau saling menjaga atau peduli, cinta tidak hanya kepada lawan jenis, tetapi juga kepada orang-orang terdekat kita. Namun cinta identik dengan perasaan saling menyayangi terhadap lawan jenis, oleh karena itu cinta bagaikan kontrak politik.
Mengapa disini saya katakan cinta seperti kontrak politik, karena perasaan saling menyayangi antara lawan jenis mempunyai suatu ikatan yang saling menguntungkan antara keduanya, nah apabila perasaan saling menguntungkan itu tidak ada, maka akan terjadi putus cinta, atau bahkan perceraian bagi orang yang sudah berkeluarga.
Perasaan saling menguntukkan itu secara alami dapat tumbuh antara dua pasangan, lihat saja wanita-wanita yang menerima cinta dari seorang pria, pasti dia mempunyai perhitungan tersendiri terhadap pria pilihannya, nah disitulah timbul perasaan saling menguntungkan, begitu pula pria yang mencintai seorang wanita, dia juga mempunyai perhitungan terhadap wanita pilihannya.
Selama proses tersebut saling menguntungkan maka akan damai-damai saja, sama halnya dengan kontrak politik, seringkali para caleg-caleg melakukan kontrak politik dengan rakyat, tujuannya adalah sama yaitu saling memberikan keuntungan, si caleg mendapatkan keuntungan mendapat suara yang banyak, sedangkan rakyat mendapatkan dispensasi atas suaranya tersebut, namun sayangnya apabila sudah tidak menguntungkan si caleg akan melupakan janjinya dan bercerai dengan rakyat secara teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar