Sabtu, 21 Juli 2012

Profil Valind FC

Valind FC adalah singkatan pelafalan dari Palapan Indah (Palind), adalah sebuah klub sepakbola atau futsal yang beranggotakan anak-anak dari Komplek Palapan Indah, klub ini terbentuk secara turun-temurun dan pemain-pemainnya pun memang asli berdomisili di Komplek Palapan Indah dan sekitarnya.
Sampai generasi sekarang Valind masih aktif sebagai tim sepakbola, hanya saja karena sekarang futsal lebih digemari jadi Valind hanya bermain dilapangan futsal, Valind FC termasuk klub yang layak diperhitungkan walaupun jam terbangnya masih sedikit, Valind FC tercatat hanya pernah mengikuti Turnamen di Pesona Modern 2x dan prestasinya adalah lolos babak ke-2 dan lolos ke 8 besar, kemudian ikut turnamen antar member di Plaza Futsal 1x dan berhasil lolos ke 8 besar, kemudian STIE Gila Marketing Plaza Cup, menjadi peringkat ke-3 di grup setelah hanya mampu 2x menang dan 2x menerima kekalahan, kemudian Zarasya Cup, terhenti dibabak pertama.
Banyak pihak yang menilai Valind FC adalah klub futsal yang menjanjikan dan mampu bersaing dengan klub futsal yang lebih berpengalaman, hanya saja faktor dana yang menjadi penghalang Valind FC untuk berbuat lebih, karena seperti yang disebutkan diatas, Valind FC hanya pernah 5x mengikuti pertandingan, selebihnya hanya melakukan sparing yang diadakan di Plaza Futsal setiap hari senin jam 8 malam. Adapun anggota pemain Valind FC adalah sebagai berikut :

1.       Abu Hasan As’ari (Afay)
2.       Ahmad Jajuli (Ijul)
3.       Ahmad Rosadi (Sadi/Sudar)
4.       Hafiz Ansari (Afit)
5.       Muhammad Arifin (Ifin)
6.       Muhammad Bani Sabirin (Birin)
7.       Muhammad Budi Setiawan (Budi)
8.       Muhammad Hidayat (Dayat)
9.       Liffi Pahrija (Livy)
10.   Rija Gunawan (Rija)

Valind FC saat berlaga di Plaza Futsal

Selasa, 17 Juli 2012

Riview Game : Mafia II

Mafia II adalah game yang bercerita tentang kehidupan mafia di kota Italy tahun 1940an-1960an, game ini menyajikan petualangan yang mirip dengan Grand Theft Auto (GTA) dengan mobil-mobil jadul yang lumayan keren, dan senjata-senjata yang dapat di beli ditoko-toko senjata.
Kamu akan berperan sebagai Vitto Scalleta, saat memulai game ini kamu akan langsung dihadapkan dengan satu misi di masa Perang Dunia II, setelah menyelesaikan misi ini kamu akan memulai perajalanan kamu di kota Empire Bay, kedatangan Vito disambut oleh Joe Barbaro teman lamanya dari kecil. Vito kembali kerumahnya, dan bertemu dengan kakaknya Francesca Scalleta dan juga Ibunya, kemudian Vito menemukan fakta bahwa keluarganya terlilit hutang dengan lintah darat, Vito diharuskan mencari uang sebesar $2000 untuk membayar hutang tersebut, disinilah dimulai petualangan Vito.
Game ini mempunyai gambar yang lumayan bagus, dan saya rasa detailnya lebih bagus ketimbang GTA IV, namun kota tempat game ini memang lebih kecil dibandingkan dengan GTA, game ini sepintas menyajikan petualangan bebas untuk menyusuri tiap sudut kota, tetapi ternyata game ini lebih mengarahkan untuk menyelesaikan misi, jika kamu ingin menyusuri kota kamu dapat melakukannya disaat menjalankan misi, misi tidak akan hilang saat kamu memilih untuk bertualang. Sebagai selingan kamu akan menemukan majalah playboy yang hanya ada tiap menjalankan misi, jika misi tersebut sudah lewat maka kamu tidak akan menemukan majalah playboy itu lagi, kemudian jika kamu punya waktu luang untuk berpetualang diluar misi kamu juga akan menemukan poster-poster buronan, hanya saja dalam hal ini sangat sulit ditemukan, sedangkan untuk majalah playboy datat dibantu dengan walkthrough yang tersedia disini.
Dalam game ini juga terdapat toko baju, toko senjata, toko senjata berat, serta bengkel, dan yang menarik jika mobil kita sudah dikenali polisi maka mobil kita akan bertanda wanted dispedometer mobil, untuk menghilangkannya kita harus masuk bengkel (sama halnya dengan GTA) namun disini kita diharuskan untuk mengganti pelat kita, mobil saya selalu saya modif pelatnya dengan nama saya “DA Y AT”, sama halnya dengan pakaian, jika pakaian kita sudah dikenali polisi maka kita diharuskan untuk menggantinya dengan membeli ke toko atau kembali ke rumah atau apartemen kita. Apabila kamu bermasalah dengan polisi, kamu bisa memilih untuk membayar denda kepada polisi kalau memang kesalahan kamu hanya kesalahan kecil (seperti ngebut atau berkelahi).
Sayangnya dalam game ini uang tidak begitu penting, dalam artian uang cuma hanya untuk membeli baju atau memperbaiki mobil, kecuali jika kamu sedang berada dalam misi maka kamu harus mengumpulkan jumlah uang tertentu. Kenapa saya katakan tidak begitu penting karena dalam misi tersebut kita akan beberapa kali kehilangan uang yang sudah banyak kita kumpulkan, misalnya saat Vitto masuk penjara, padahal setelah menyelesaikan misi sebelumnya Vitto dihadiahi banyak uang, kemudian saat Villa Vito diserang oleh sepupunya Mike untuk membalaskan dendam Mike yang dibunuh Vito dipenjara, Villa tersebut dibakar habis sehingga Vito harus melarikan diri ke apartemen Joe, nah uang yang kita kumpulkan sebanyak apapun akan langsung habis.
Memang alur cerita game ini sangat menarik, tetapi lama kelamaan akan bosan karena kita tidak diberikan kebebasan untuk benar-benar menjelajahi kota Empire Bay, orang-orang yang terdapat dikota ini juga kurang berinteraksi, berbeda dengan GTA yang kadang terdapat orang gila yang tiba-tiba menyerang kita, namun pada dasarnya jika kita lebih suka game yang lebih berorientasi pada misi maka game ini akan menjadi pilihan yang bagus. Tetapi secara pribadi saya menilai game ini hanya menang di grafis tetapi dalam segi permainan masih standar dan masih bagus GTA IV

Memaknai Arti Kemerdekaan

Mungkin bagi setiap orang merayakan hari kemerdekaan tanah air tercinta ini adalah hanya dengan memasang bendera merah putih di depan rumah atau hanya dengan sekedar menyanyikan lagu 17 Agustus tahun 45 (Hari Kemerdekaan) atau bahkan dengan mengikuti upacara bendera. Dengan begitu bagi mereka sudah cukup untuk memaknai hari kemerdekaan Indonesia
Seiring dengan perekmbangan zaman hal tersebut mulai terkikis, kebanyakan orang lupa untuk memaknai arti hari kemerdekaan tersebut, perlu diingat hari kemerdekaan adalah puncak tujuan dari sumpah pemuda tahun 1928 dan perjuangan oleh semua lapisan masyarakat untuk menjadi merdeka atau terbebas dari penjajahan Negara lain, dengan menyatukan wilayah yang dulunya disebut Hindia Belanda menjadi satu Negara yang merdeka, yaitu Indonesia.
Perjuangan tidak berhenti sampai disitu saja, dan tugas kitalah untuk meneruskan perjuangan tersebut, ada tiga tahap perjuangan dalam sejarah Negara Indonesia, tahap pertama adalah dengan terciptanya sumpah pemuda, tahap kedua adalah dengan proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia, dan tahap ketiga adalah dengan mengisi kemerdekaan tersebut, dengan kata lain perjuangan tersebut adalah terus menerus dilakukan untuk negara tercinta ini.
Bagi rakyat Indonesia hal tersebut adalah sebuah keharusan untuk mengisi kemerdekaan tersebut, karena itu adalah warisan dari pendahulu kita sehingga terbentuknya negara kita yang tercinta ini, jangan pernah berkata bahwa Indonesia sampai sekarang masih belum merdeka karena harga minyak yang terlampau mahal, kemudian harga bahan pokok masih membumbung tinggi, atau masih banyak orang miskin dan pengemis, atau memang masih belum merdeka karena malah di jajah oleh bumiputera sendiri, memang hal itu benar adanya, tetapi apakah itu benar jika kita hanya mengeluh tentang hal tersebut? Kita seakan mengharapkan negara ini yang memberikan sesuatu untuk kita, tetapi sebaliknya apa yang bisa kita berikan untuk negara tercinta ini?
Adalah tugas kita untuk meneruskan kemerdekaan itu, jika kita benar-benar bisa memaknai arti kemerdekaan itu sendiri maka kita akan memahami bahwa negara ini sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi negara yang dapat mengayomi rakyatnya, namun saying, rakyatnya sendiri malah kurang peka terhadap hal tersebut, jika kita memandang kepada masalah yang sedang ada dipemerintahan sekarang atau masalah korupsi yang seakan menjadi trend dalam pemerintahan maka pandanglah dengan bijak, jangan memandang buruknya saja dengan mengatakan mereka busuk atau jahat, tetapi lihatlah masih banyak orang yang baik dipemerintahan, orang yang jujur menjalankan tugasnya.
Kemunduran dalam hal memaknai arti kemerdekaan sekarang malah semakin terlihat, karena kita sendiri membiarkan hal tersebut terjadi, bahkan dengan hal-hal kecil seperti menghadiri upacara bendera atau menyanyikan lagu wajib nasional tidak dilakukan, saya pernah bertanya kepada murid saya di sekolah untuk menyanyikan lagu pancasila dan beberapa lagu wajib lainnya, tetapi mereka tidak hafal, malah sebaliknya mereka labih hafal lagu seperti Lady Gaga atau Bruno Mars yang memakai bahasa asing (Inggris), alhasil jam pelajaran saya waktu itu berubah menjadi pelajaran tentang lagu wajib nasional.
Gambaran diatas menunjukkan bahwa semakin tua umur Indonesia maka semakin dilupakan arti kemerdekaannya, hendaknya kita dapat memberikan gambaran kepada anak-anak penerus kita yang juga penerus bangsa ini untuk lebih memaknai arti dari kemerdekaan tersebut, jangan Tanya apa yang telah diberikan negara kepada kita, tetapi apa yang telah kita berikan kepada negara tercinta ini, dengan begitu kedepannya Indonesia akan menjadi negara yang berhasil mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya, karena Indonesia selalu mendapat dukungan dari rakyatnya untuk mengibarkan sayapnya lagi, untuk menjadi negara yang pada akhirnya mensejahterakan rakyat di dalamnya.

Minggu, 15 Juli 2012

Calciopoli 2006, Juventus tidak seharusnya didegradasi, tetapi Inter Milan

Halo teman-teman, saya adalah seorang Juventini, saya sudah menjadi Juventini kecil, waktu itu saya berada dikelas 6 SD, dan pemain Idola saya waktu itu adalah Peruzzi karena saya dulu adalah kiper, selain Peruzzi siapa lagi kalau bukan Del Piero, waktu itu memang kebanyakan orang mengenal Juventus lewat pemainnya yaitu Del Piero, Del Piero adalah Juventus.
Nah sebagai Juventini tentu selalu saya membela Juventus, dan sejak 2006 saya selalu menerima cacian dari fans Inter baik dari teman ataupun orang yang tidak saya kenal dengan cacian “Calciopoli”, sejalan dengan itu, saya membaca artikel berjudul “Babak Akhir Calciopoli : Kebenaran Yang Terungkap” yang ditulis oleh saudara Edy Gunawan dari Signora1897.com yang menemukan fakta bahwa sebenarnya pada tahun 2006 bukanlah Juventus yang harusnya dihukum, tetapi Inter Milan-lah yang harusnya bersalah, namun lewat konspirasinya, mereka berhasil menjatuhkan Juventus, berikut kutipan dari artikel tersebut.

“Skandal Calciopoli dimulai saat Gazetta dello Sport memuat transkrip pembicaraan antara Luciano Moggi dengan beberapa pihak dari komisi wasit. Gazetta dello Sport sendiri dimiliki oleh seorang Internisti bernama Carlo Buora yang kebetulan adalah Wakil Presiden Inter. Pembicaraan Moggi yang juga dilakukan beberapa petinggi klub lain seperti Milan, Fiorentina dan Lazio ini sebenarnya telah terjadi dua tahun sebelum calciopoli (2004). Namun setelah dikirim ke pengadilan di Turin, Roma dan Naples disimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti yang cukup. Plan A Moratti gagal dan dilanjutkan ke Plan B yang melibatkan media, yaitu menyerahkan transkrip ke Gazetta melalui Carlos Buora. Dengan dimuatnya transkrip tersebut, perhatian dan desakan publik semain menjadi-jadi (di Indonesia kurang lebih kondisinya seperti saat Mahfud MD memutar rekaman pembicaraan Anggodo Wijaya di Mahkamah Konstitusi beberapa tahun lalu).
Dengan semakin gencarnya pemberitaan di media, FIGC pun terpaksa membuka penyelidikan, Galliani yang saat itu menjabat sebagai presiden FIGC dituntut untuk mundur karena ditakutkan akan terjadi “conflict of interest” karena Milan juga terlibat dalam kasus tersebut. Selanjutnya Guido Rossi mengambil alih kepemimpinan FIGC untuk penyelidikan calciopoli. Siapakah Guido Rossi? Selain pernah menyatakan bahwa ia adalah seorang internisti, ia juga adalah salah satu pemegang saham di Inter, teman dekat Moratti serta mantan direktur Inter (1995-1999). Selanjutnya diketahui bahwa setelah mendregadasikan Juventus ke serie B, Guido Rossi mengundurkan diri dari FIGC dan kemudian menjabat sebagai Presiden TIM (Telecom Italia), perusahaan yang telah menyediakan bukti penyadapan yang melibatkan Moggi dan lain-lain.
Di jajaran dewan direksi TIM inilah terdapat nama-nama seperti Moratti, Carlo Buora (pemilik Gazetta) serta Provera yang kebetulan adalah pemilik dari Pirelli (perusahaan yang memiliki TIM dan sponsor di jersey Inter). Hebatnya lagi, Provera adalah pemegang saham terbesar kedua di Inter Milan. Sederhananya, Telecom Italia, Gazetta dan Inter Milan semua dimiliki oleh orang-orang yang sama. Mungkinkah TIM memberikan rekaman pembicaraan yang memberatkan Inter? Tentu tidak. Tidak aneh jika pada akhirnya, Inter dapat melenggang bersih seolah-olah mereka adalah malaikat. Sedangkan tim-tim lain terutama Juventus harus menanggung sesuatu yang sebenarnya sama sekali tidak pernah dilakukan. Fakta bahwa Inter dihadiahi gelar scudetto 2005-2006 dari la’grande Juve meskipun musim itu tidak ada hubungannya dengan bukti-bukti calciopoli (rekaman terjadi tahun 2004) menunjukkan bahwa calciopoli ini sungguh adalah sebuah konspirasi besar. Konspirasi yang tujuan utamanya adalah melenyapkan penghalang–penghalang inter menuju kesuksesan.
Pada kasus calciopoli 2 ini Luciano Moggi berhasil menemukan bukti bahwa Facchetti/Inter juga melakukan percakapan dengan komisi wasit (Bergamo). Bahan pembicaraan mereka bahkan jauh lebih Vulgar dibandingkan dengan tim manapun. Moggi ingin membuktikan bahwa semua yang dia lakukan selama menjabat sebagai petinggi Juve juga dilakukan oleh tim manapun di serie A (termasuk Merda). Dua opsi yang diajukan oleh tim pembela Moggi adalah apakah apakah semuanya bersalah (artinya Inter yang belum dihukum harus menerima hukuman yang setimpal) atau semuanya benar (artinya Juventus bahkan Moggi telah dihukum atas kejahatan yang sebenarnya tidak pernah dilakukan).
Singkat kata, FIGC menunjuk seorang penyidik yang bernama Stefano Palazzi untuk merangkum semua bukti yang muncul di persidangan calciopoli2 ini. Butuh waktu kurang lebih 1 tahun untuk Palazzi akhirnya mengeluarkan kesimpulan yang sangat mengejutkan. Sebagai catatan persidangan Calciopoli pada tahun 2006 hanya memakan waktu 3 minggu untuk merampok 2 scudetto Juventus serta mendegradasikan La Vecchia Signora ke Serie B. Berikut hasil penyelidikan Palazzi :
Mempertegas bahwa Juventus tidak didegradasi atas / akibat melakukan pelanggaran Article6 (Melakukan usaha mengubah posisi di klasemen melalui pengaturan score / match fixing) karena memang TIDAK PERNAH TERBUKTI. Juventus hanya terbukti melakukan pelanggaran Article1 (Tindakan tidak sportif, ex : Berhubungan dengan komisi wasit). Pelanggaran atas Article1 biasanya dijatuhi sanksi denda atau maksimal pengurangan 1-3 point di klasemen. Sedangkan pelanggaran untuk Article6 akan dikenai sanksi berat berupa DEGRADASI.
Berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh Palazzi selama berlangsungnya persidangan di Napoli, Juventus bersama dengan beberapa pihak/tim lain terbukti melakukan pelanggaran Article 1. Beberapa tim lain tersebut adalah Cellino (Cagliari), Campedelli (Chievo), Foschi (Palermo), Gasparin (Vicenza), Governato (Brescia), Corsi (Empoli), Spalletti (Udinese, coach), Foti (Reggina), MORATTI (INTER) dan Meani (Milan).
Palazzi juga menemukan adanya pihak/tim lain yang terbukti melakukan pelanggaran Article6, yaitu : Spinelli (Livorno), FACCHETTI (INTER) dan Meani (Milan).
Berdasarkan pernyataan dari Palazzi tersebut, Juventus pada 2006 sebenarnya hanya melakukan pelanggaran Article1 namun melalui pengadilan super cepat dan penuh rekayasa dijatuhi hukuman degradasi yang sebenarnya merupakan hukuman untuk pelanggaran Article6 yang dilakukan inter. Singkat kata, si Raja divonis bersalah sementara si maling melenggang pergi begitu saja.” (EdyGunawan, Signora1897.com)

Sayang sekali hasil sidang kasus ini pada tanggal 18 Juli 2011 tidak menguntungkan Juventus, padahal bukti-bukti yang sudah ditemukan sangat memberatkan Inter, hanya saja FIGC berdalih kasus tersebut sudah kadaluwarsa karena sudah lewat 5 tahun, sehingga Inter terlepas dari hukumannya, jika saja kasus tersebut tidak dinyatakan kadaluarsa oleh FIGC mungkin sekarang Inter akan bermain di seri C dan para fansnya yang abal-abal akan sangat malu dan beralih mendukung klub lain, semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya para Juventini.

Sabtu, 14 Juli 2012

One Fine Day : Juve Scudetto Nazar pun Terbayar

Assalamualaikum, nama saya Muhammad Hidayat, teman-teman memanggil saya Dayat, saya Juventini dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Saya lahir di Banjar pada tanggal 29 Maret. Saya menyelesaikan pendidikan saya di Universitas Negeri Lambung Mangkurat Banjarmasin, S1 jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unlam. Hobi saya sudah tentu Sepak Bola dan futsal. Saat ini saya bergabung dalam komunitas Juventini Chapter Banjarmasin. Saya menjadi Juventini sejak tahun 1997, puncaknya saat Juventus bertemu dengan Real Madrid di final Liga Champions. Walapun saat itu Juventus kalah 0-1 dari Real Madrid di partai puncak final Liga Champions, namun sejak saat itu juga saya mulai mencintai Juventus sampai dengan detik ini. Moment yang paling istimewa buat saya adalah saat dimana Juventus meraih scudetto, dengan menyalip Inter Milan di giornata terakhir, 5 Maggio 2002. Disitu saya bisa melihat kekuatan Juventus yang sesungguhnya, Lo Spirito Juventus.

Pemain idola saya di Juventus adalah Alessandro Del Piero, alasan saya mengidolakan Del Piero karena sosok Del Piero di Juventus tidak tergantikan, Del Piero bukan hanya hebat sebagai pemain dengan tendangan bebasnya yang mematikan, tapi juga sosok yang rendah hati, dihormati kawan dan disegani lawan. Kesetiaan dan pengabdian Del Piero tidak perlu diragukan lagi. Apalagi ketika Juventus harus terdegradasi ke Serie B, Del Piero memilih untuk tetap bertahan bersama dengan Juventus. Hal itu membuat saya semakin mengagumi sosok seorang Del Piero. Dan musim ini bisa dibilang menjadi musim terakhir Del Piero bersama Juventus. Hal yang sangat menyedihkan dan gembira bercampur aduk, sedih karena akan kehilangan sosok seorang legenda yang luar biasa, gembira karena Juventus berhasil meraih scudetto ke 30. Saya masih ingat waktu saya masih kecil, paman saya penah kasih poster Del Piero dengan jersey Juve yang berwarna biru. Sejak itu saya semakin mengagumi sosok Del Piero.
 
Semula di musim ini, saya agak ragu Juve bisa meraih scudetto, apalagi waktu Juventus terus menerus mendapat hasil imbang melawan klub-klub kecil. Tapi hal itulah yang membuat berani bernazar, bahwa kalo sampai Juve bisa scudetto, saya akan pulang jalan kaki, dari tempat nonbar sampai ke rumah saya. Jarak tempat JCI Banjar nonton bareng ke rumah saya sekitar 10 km. Saya hanya ingin doa saya untuk Juventus meraih scudetto dikabulkan, dan jika ditambah dengan nazar, saya yakin Allah SWT akan lebih cepat mengabulkan doa saya, juga satu hal lagi, buat saya kemaren, hari ini, besok, Juventus selamanya klub Sepak Bola yang terbaik.
Dan setelah menyelesaikan konvoi dan nonton bareng teman-teman JCI Banjarmasin, saya membayar nazar saya dengan berjalan kaki dari tempat nonbar sampai ke rumah. Saya sangat beruntung punya teman-teman yang luar biasa, karena mereka menjaga saya sepanjang perjalanan dengan mengikuti dari belakang naik sepeda motor. Saya berjalan kaki sambil membawa bendera Juventus yang besar, saya tidak malu, tapi merasa sangat bangga bahwa klub kesayangan saya berhasil meraih scudetto dengan tidak terkalahkan sama sekali musim ini. Saya mulai start berjalan kaki tepat jam 12 malam dengan diiringi teman-teman yang naik sepeda motor, dan saya tiba di rumah jam 1 malam. Walau kaki terasa pegal-pegal, tapi tidak terasa melelahkan, karena saya berjalan sambil lari-lari kecil seperti orang jogging. Pengalaman saya sering mengikuti tapak nilas sangat membantu, sehingga saya bisa menuntaskan nazar saya dengan berjalan kaki dari tempat nonbar sampai ke rumah, yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Saya tidak kapok untuk bernazar lagi demi Juventus. 
Harapan dan doa saya untuk Juventus musim depan adalah Juventus kembali merajai Eropa dan Dunia, menjadi klub yang tidak sombong dan selalu melihat kukurangan sendiri agar dapat dijadikan pelajaran demi kesuksesan Juventus. Sedikit prediksi saya untuk Juventus musim depan adalah jika Marotta bisa mendatangkan striker yang tajam seperti Cavani atau Falcao, maka kemungkinan Juventus bisa mengulang kembali prestasi musim ini. Namun dengan padatnya jadwal Juve musim depan, kemungkinan Juve akan melepas Piala Coppa Italia, dan memilih konsentrasi di Serie A dan Liga Champions. Juventus juga harus punya pelapis untuk Andrea Pirlo, memang nama Veratti disebut-sebut akan bergabung dengan Juve untuk melapis Pirlo, tapi dari sisi pengalaman Varetti masih harus belajar. Yang pasti saya akan tetap mencintai Juventus bukan hanya saat berjaya saja, namun saat terpuruk pun, saya akan tetap mendukung Juventus. Meskipun saat Juventus menelan kekalahan atau hasil imbang, banyak yang menghina atau mencaci maki, saya tetap mendukung Juve sepenuhnya.

Jumat, 13 Juli 2012

Cinta Bagaikan Kontrak Pollitik

Siapa yang tidak kenal dengan yang namanya cinta, tentu semuanya mengetahui tentang perasaan cinta ini, dimana dalam cinta ini terdapat perasaan sayang, kemudian perasaan saling menjaga, atau sebagainya lah, nah menarik memang jika kita berbicara tentang cinta, sebab dari sini kita bisa menguak apa sebenarnya cinta tersebut.
Sebagai seorang lelaki saya memandang cinta sebagai perasaan sayang menyayangi dengan lawan jenis atau saling menjaga atau peduli, cinta tidak hanya kepada lawan jenis, tetapi juga kepada orang-orang terdekat kita. Namun cinta identik dengan perasaan saling menyayangi terhadap lawan jenis, oleh karena itu cinta bagaikan kontrak politik.
Mengapa disini saya katakan cinta seperti kontrak politik, karena perasaan saling menyayangi antara lawan jenis mempunyai suatu ikatan yang saling menguntungkan antara keduanya, nah apabila perasaan saling menguntungkan itu tidak ada, maka akan terjadi putus cinta, atau bahkan perceraian bagi orang yang sudah berkeluarga.
Perasaan saling menguntukkan itu secara alami dapat tumbuh antara dua pasangan, lihat saja wanita-wanita yang menerima cinta dari seorang pria, pasti dia mempunyai perhitungan tersendiri terhadap pria pilihannya, nah disitulah timbul perasaan saling menguntungkan, begitu pula pria yang mencintai seorang wanita, dia juga mempunyai perhitungan terhadap wanita pilihannya.
Selama proses tersebut saling menguntungkan maka akan damai-damai saja, sama halnya dengan kontrak politik, seringkali para caleg-caleg melakukan kontrak politik dengan rakyat, tujuannya adalah sama yaitu saling memberikan keuntungan, si caleg mendapatkan keuntungan mendapat suara yang banyak, sedangkan rakyat mendapatkan dispensasi atas suaranya tersebut, namun sayangnya apabila sudah tidak menguntungkan si caleg akan melupakan janjinya dan bercerai dengan rakyat secara teratur.

Rabu, 11 Juli 2012

"Sepak Bola Gajah" Indonesia vs Thailand di Piala Tiger 1998

Malam ini kebetulan lagi iseng-iseng aja browse youtube, eh ternyata ane ketemu video pertandingan antara Indonesia melawan Thailand di Piala Tiger 1998 yang diselenggarakan di Vietnam, sedikit informasi pertandingan ini dikenal dengan “Sepakbola Gajah” yang menjadi aib bagi persepakbolaan di wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Ane akan sedikit membahas peristiwa tersebut, Indonesia dan Thailand berada di Grup A bersama Myanmar dan Fillipina, sedangkan di Grup B adalah Vietnam yang berstatus tuan rumah, Singapura, Malaysia, dan Laos. Vietnam sangat diunggulkan untuk menjuarai kejuaraan tersebut karena berstatus tuan rumah, di pertandingan pertama saja mereka berhasil membantai Laos dengan skor telak 4-1 dan Singapura unggul 2-0 atas Malaysia, sedangkan di Grup A sendiri Indonesia menjadi pemuncak klasemen di dua pertandingan awal saat berhasil menang 3-0 melawan Fillipina dan unggul telak 5-2 melawan Myanmar, sementara Thailand bermain imbang 1-1 melawan Myanmar dan menang 3-1 melawan Vietnam, Indonesia berhasil lolos dan berhak maju ke babak selanjutnya.
Masalah muncul ketika di Grup B Vietnam dipastikan menjadi Runner-up setelah hanya mampu bermain imbang 0-0 dengan Singapura dan unggul tipis 1-0 dengan Malaysia, sedangkan Singapura yang tidak diunggulkan malah menjadi juara grup dengan unggul selisih gol setelah menang telak melawan laos dengan skor 4-1.
Dengan hasil tersebut maka skenario di grup A pun berubah, Thailand hanya butuh hasil seri melawan Indonesia dipertandingan terakhir, sedangkan Indonesia harus kalah dari Thailand agar terhindar dari Vietnam, diatas kertas Thailand diprediksi akan menang jika melawan Singapura ketimbang melawan tuan rumah Vietnam, begitupun Indonesia diprediksi akan menang karena setahun sebelumnya di Sea Games 1997 Indonesia berhasil menaklukkan Singapura 2-1.
Pertandingan Indonesia melawan Thailand dilaksanakan di stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh, 31 Agustus 1998. Sepanjang babak pertama Indonesia dan Thailand bermain seadanya menghindari skenario yang tidak diinginkan. Memasuki babak kedua pertandingan menghangat. Indonesia unggul lebih dulu melalui Miro Baldo Bento yang langsung dibalas oleh Kritsada Piandit, pada gol balasan Thailand ini terlihat bek Indonesia tidak bereaksi saat bola ditendang, padahal bola tendangan Piandit melintas di depannya. Kemudian kejadian menarik juga muncul ketika kiper Indonesia yaitu Kurnia Sandy maju mendribel bola namun terlihat pemain Thailand tidak memberikan gangguan, bahkan Sandy berhasil melakukan tendangan kearah gawang Thailand namun tepat kepelukan kiper Thailand, kiper Thailand melemparkan bola ke arah pemain Thailand, tetapi pemain Thailand malah memainkan bola didaerahnya sendiri, padahal kiper Indonesia sudah terlanjur maju kedepan dan meninggalkan gawangnya yang kosong melompong, tetapi pemain Thailand tidak langsung menendang dan memilih memainkan bola di daerahnya sendiri,  Menit 84, Indonesia unggul lagi melalui Aji Santoso, disini kembali terlihat kiper Thailand hanya bereaksi seadanya padahal bola tendangan Aji Santoso hanya bergulir lemah ke gawang Thailand, beberapa menit berselang Therdsak Chaiman berhasil menyamakan kedudukan. Pada menit terakhir terjadi pemandangan yang sangat janggal, pemain Thailand malah berupaya memperkuat pertahanan Indonesia ketika pemain Indonesia memainkan bola untuk menyerang gawangnya sendiri, pada saat sampai kekotak penalti Indonesia akhirnya Mursyid Effendi menceploskan bola ke gawangnya sendiri supaya Indonesia kalah 3-2, dan hal yang sangat diingat adalah kedipan matanya sesudah melakukan gol bunh diri tersebut. Thailand pun lolos sebagai juara grup menghadapi Vietnam, sedangkan Indonesia melawan Singapura. Tindakan memalukan itu berbuntut panjang. Mursyid dihukum seumur hidup tidak boleh tampil lagi di pentas internasional. Kedua tim dijatuhi denda US$ 40 ribu oleh FIFA karena "menghancurkan semangat sepak bola". Ketua Umum PSSI Azwar Anas yang hadir menyaksikan pertandingan mengundurkan diri.
Akhirnya Indonesia menjadi runner-up dan akan menghadapi Singapura sedangkan Thailand menghadapi Vietnam, sesuai prediksi Vietnam berhasil meremukkan Thailand 3-0 tetapi diluar dugaan Indonesia menyerah 1-2 dari Singapura, dan Singapura yang tidak diunggulkan sama sekali akhirnya menjadi juara setelah unggul di final 1-0 saat menghadapi Vietnam. Indonesia sendiri menang adu penalti 5-4 setelah bermain imbang 3-3 dengan Thailand. Turnamen ini memberikan kejutan setelah Singapura menjadi juara, namun peristiwa yang paling diingat dalam turnamen kali ini adalah cerita sepakbola gajah antara Indonesia melawan Thailand.
Berikut video pertandingan Indonesia melawan Thailand, dalam video ini terlihat pemain kedua keseblasan memang terlihat tidak berniat untuk mencetak gol.


Selasa, 03 Juli 2012

Goresan perasaan tentang kelakuan pengendara mobil di kotaku


Indahnya jika kita bisa menyamakan visi dan misi kita dalam kehidupan ini, tentunya akan tercapai kemakmuran dalam hidup kita, namun wacana seperti ini mungkin sangat sulit diwujudkan, yah sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari saja sangat sulit, hari ini saya mengalami hari yang buruk, dijalan tadi kebetulan saya mengalami hal yang kurang berkenan, bagaimana tidak sebagai manusia yang taat hukum saya selalu menaati peraturan, terlabih dalam berkendara baik itu  sepeda motor atau mobil saya hampir kena serempet mobil, saya bingung kenapa orang-orang di daerah saya paling suka melanggar peraturan, yah mulai dari tidak menyalakan lampu sein saat belok, menyebrang tidak melihat pada rambu, parkir disembarang tempat, menerobos lampu merah dan sebagainya.
Jika saya berkendara, saya selalu mengambil jalur lambat atau sebelah kiri, kebetulan sepeda motor berada di jalur paling kiri dan kecepatan saya sekitar 40 km per jam, sedangkan mobil berada di jalur kanan, namun saat terjadi kemacetan banyak mobil yang mengambil jalur untuk sepeda motor, hal ini sering membuat saya jengkel, padahal jalur kiri sudah diperuntukkan bagi pengendara sepeda motor, sontak jalur mobil yang harusnya dua jalur malah menjadi empat jalur, sehingga menambah macet.
Melihat hal itu saya merasa tidak nyaman sehingga saya memberanikan diri untuk menegur pengendara mobil agar kembali ke jalur mobil, tetapi yang saya terima adalah umpatan dari pengendara mobil, saya tidak tinggal diam saja, saya bilang “pak tolong hargai pengendara sepeda motor, jalur ini untuk sepeda motor, bukan untuk mobil, hal ini akan memperparah kemacetan saja, peraturan itu untuk kita taati agar teratur, bukan untuk dilanggar, anak sekolah dasar saja tau” mendengar hal itu kendaraan saya langsung diserempetnya namun dengan gerakan yang gesit saya bisa menghindarinya.
Jika semua masyarakat berpikiran seperti saya yang taat akan peraturan maka jalan akan menjadi teratur, tetapi jika masyarakat berpikiran sama seperti supir mobil tadi, maka sudah dapat ditebak, maka dari itu menyamakan visi dan misi atau pikiran kita sangat sulit, oleh karena itu sangat sulit untuk mencapai kemakmuran di negeri ini, dimulai dari hal yang kecil saja sulit, apalagi yang lebih besar.

Respect sesama fans tim lain??? harus lah!!


Entah kenapa kok lagi pengen nulis, kebetulan juga pikiran lagi mumet gara-gara Italy kalah di Final Euro, tapi ya sudahlah, life must go on, hidup itu kadang kita dibawah kadang diatas. Dimulai dengan pagi yang menyesakkan hati dan pikiran mumet, kepala serasa mau pecah, yah mungkin kecintaan saya kepada tim sepak bola Italy.
Pagi-pagi udah liat komen-komen pedas di twitter sama recent update BB kuno punya saya, wah semuanya pada memuji Spanyol dan menghina Italia, saya sih sabar aja tapi lama-kelamaan jadi gatel pengen balas komen mereka, mulai dengan update status BB saya yang sudah super jadul, saya ucapkan selamat kepada timnas Spanyol dan saya bilang saya tetap mendukung Italy bukan seperti kalian yang menjadi supporter abal-abal atau karbitan, yang hanya mendukung tim yang sedang berada di jalur kemenangan, tetapi saat kalah tim tersebut ditinggalkan.
Saya liat juga recent update teman-teman sesame fan Italy ada yang sedih ada yang tabah dan ekspresi yang bermacam-macam lah, kebetulan saya liat recent update si Badres kata-katanya keren ; “jangan pernah teriak senang disaat kami menang, jika kalian malah pindah ke tim lain disaat kami kalah!!! Tugas supporter sejati hanya mendukung. TITIK!!!” kata-katanya begitu membangkitkan semangat, saya juga lihat broadcast teman BM saya Wira ; “Kami bukan tifosi gadungan yang berteriak saat menang tetapi bersembunyi disaat kami kalah”.
Memang banyak supporter yang berjiwa besar tetapi banyak juga supporter yang hanya sekedar mendukung dan akan menghujat jika timnya kalah, saya tidak mempermasalahkan hal itu, sebagai tifosi Italy saya sangat sakit hati karena kekalahan tersebut tetapi saya terima kekalahan tersebut dengan ikhlas, secara keseluruhan Spanyol memang lebih superior dari Italy dan memang dewi fortuna tidak menaungi Italy, dimulai dengan cederanya Chiellini dan cederanya Motta yang mengakibatkan Italy harus main dengan 10 pemain karena jatah pergantian pemain sudah habis.
Oke saya akui itu, saya terima kekalahan tersebut dengan jiwa besar, tatapi masih saja ada supporter lain yang menghujat, mana supporternya Italy???? mana…? mana…? malah ada yang bilang Italy juara??? Ngimpi, padahal baru tau sepakbola. Yah bermacam-macamlah ekspresinya, yang saya tidak senang adalah mencaci seolah dia paling tau sepakbola, pas ditanya eh malah gak tau.
Sebagai supporter harusnya kita saling menghargai tim lawan, karena kembali pada akhirnya hidup itu kadang ada masa jaya ada masa kelam dalam sepakbola, oleh karena itu kita harusnya bisa lebih respect dan menghargai hak orang lain, saya bukannya menjudge bahwa saya yang benar, tetapi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah rasa hormat dengan supporter lainnya, saya menulis artikel ini bukan sekedar ungkapan perasaan saya, tetapi sebagai khasanah untuk menambah wawasan kita.